Silahkan Isi Data Anda untuk Download E-Book

Name :

Email :

essential oil, minyak esensial

[Panduan Dasar] Essential Oil Untuk Pengembangan Bisnis

I. Potensi Bisnis Essential Oil

Image source: pexels.com

Dalam prosesnya secara keseluruhan, essential oil melibatkan banyak pemangku kepentingan. Dari bahan mentah hingga akhirnya bisa dinikmati ke tangan pengguna, ada sebuah alur yang tergolong kompleks mengingat sifat essential oil yang harus diolah, dikemas, dipasarkan dan sebagainya. 

Mengenal Pelaku Usaha Essential Oil

Agar dapat dipahami, berikut adalah klasifikasi Pelaku Usaha Essential Oil.

1. Industri Hulu

Industri hulu essential oil mengacu pada pelaku yang mengelola bahan mentah, yaitu produksi minyak atsiri mentah dari tumbuh-tumbuhan (minyak kasar). Umumnya ada 4 cara yang dilakukan yaitu : pressing, suling, dan ekstraksi. 

Dalam hal ini, industri hulu minyak atsiri melibatkan pihak-pihak yang berorientasi pada bahan baku mentah, yaitu mulai dari petani, kolektor atau pengumpul bahan alam untuk kemudian diteruskan ke pihak manufaktur yang bisa melakukan 4 proses tersebut diatas. 

2. Industri Antara

Selanjutnya, pengelolaan minyak atsiri dari industri hulu akan diteruskan ke pelaku industri antara atau pihak manufaktur untuk proses fraksionasi. Pelaku industri antara fokus pada pemisahan campuran atau komponen menggunakan metode seperti titik didih dsbnya.

Contoh proses pada industri antara yaitu mengubah minyak cengkeh menjadi Eugenol, sereh wangi menjadi Sitronelal, minyak nilam dan akar wangi menjadi Rectified Oil

3. Industri Hilir

Terakhir di industri hilir, ada para pelaku yang mengolah minyak atsiri setengah jadi menjadi barang jadi. Tujuan dari industri hilir adalah menghasilkan produk yang dapat langsung dipakai atau dinikmati konsumen. 

Para pelaku di industri hilir bisa bervariasi dari sisi domestik maupun pasar internasional, termasuk pusat riset, pengembangan dan pemasaran agar produk akhir essential oil kian bervariasi dari segi turunan dan fungsinya ke berbagai sektor usaha, contohnya : industri flavor & fragrance, farmasi/ obat tradisional, consumer goods, industri bioaditif bahan bakar dari minyak atsiri.

Menggali Potensi Bisnis Essential Oil: Penetrasi Pengguna, Demand & Persepsi Terhadap Essential Oil

Diakui oleh pemerintah Indonesia bahwa essential oil adalah salah satu sektor bisnis yang kuat di hulu, namun lemah di hilir. Indonesia sebagai negara yang sangat kaya bahan baku, terus mengalami defisit ekspor-impor untuk minyak atsiri dan turunannya. 

Kendala hilirisasi essential oil terutama karena belum optimalnya riset dan inovasi serta formulasi produk yang memanfaatkan teknologi terkini dalam menghasilkan aneka produk hilir yang bernilai tambah tinggi. Ini sebabnya, minyak atsiri Indonesia hanya terhenti pada industri antara, yaitu ekspor minyak atsiri dalam bentuk bahan mentah atau setengah jadi. 

Ini tentunya harus jadi PR besar pemerintah untuk menggalakkan pemerataan dan penguatan di setiap klasifikasi pelaku pasar minyak atsiri. Terutama berdasarkan riset, terjadi peningkatan kesadaran para konsumen atas produk-produk yang berbasis kesehatan sejak pandemi Covid-19. Salah satunya adalah produk berbasis essential oil

Penetrasi pengguna essential oil terutama sangat signifikan pada kaum wanita berusia 23-45 tahun dan secara umum memiliki penetrasi kategori medium hingga 42% dalam masyarakat. Selain akibat Covid-19, pemicu demand akan minyak atsiri pada wanita erat kaitannya dengan manfaat kesehatan, kecantikan, dan wellness

Dikonfirmasi pula bahwa persepsi pengguna terhadap essential oil tergolong positif, karena:

  • Bisa mengurangi konsumsi obat 
  • Bisa melengkapi produk perawatan atau pengobatan yang sudah ada
  • Bersifat terapi alami yang dipercaya bisa memberikan efek tambahan
  • Dilihat sebagai benda yang berbeda dibandingkan minyak angin biasa di pasaran

Pola Penggunaan & Spending Essential Oil Dalam Keseharian

Pola penggunaan minyak essential oil di Indonesia kian variatif, sesuai dengan pengenalan produk yang kian meluas dan juga edukasi terhadap manfaat minyak atsiri. 

Beberapa pola penggunaan essential oil dalam keseharian antara lain:

  • Dengan alat bantu (Diffuser, medium kain/cotton dll)
  • Dicampur dengan bahan/produk lain, misalnya air hangat, minyak, shampoo, body care dll
  • Digunakan secara langsung yaitu, topikal maupun oral ( disesuaikan dengan jenis minyak atsiri).

Rata-rata konsumen akan menggunakan minyak essential dengan berbagai metode aplikasi tersebut sebanyak 1-2 kali dalam sebulan. Total pembelian minyak essential oil berkisar antara 1-2 botol dengan harga rata-rata Rp 267.000 per kemasan favorit 10ml.

Segmentasi Pasar Essential Oil & Saluran Pemasaran

Berdasarkan pendekatan kualitatif dari riset tersebut, ditarik kesimpulan bahwa pengguna essential oil merupakan kaum dewasa dari kelas ekonomi menengah yang sudah menerapkan gaya hidup urban modern. 

Para konsumen juga terbuka atas penggunaan minyak atsiri merek luar dan lokal, bahkan tercatat lebih antusias terhadap produk lokal. Hal ini terbukti dari persentase penggunaan minyak atsiri produsen Bali (20%) yang bisa menyaingi essential oil produk luar yang sudah ternama (hanya 9%).

Untuk terus mempergiat segmentasi pasar essential oil lokal bagi pengguna di Indonesia, perlu dilakukan beberapa upaya seperti:

  • Meningkatkan pengetahuan akan merek essential oil lokal
  • Menyediakan offline store untuk menyebarkan informasi dan sarana mencoba minyak essential lokal
  • Melakukan kegiatan pemasaran secara online untuk menjangkau lebih banyak pasar

Setelah mengenal pasar spesifik essential oil, diharapkan agar Anda lebih dekat dengan audiens dan siap mencari tahu apa itu essential oil dari sisi produk mulai dari nol. 

II. Pengetahuan Dasar Essential Oil

Apa Itu Essential Oil?

Image source: pexels.com

Essential oil dijelaskan sebagai ekstraksi dari tumbuhan yang sifatnya aromatik dan cukup volatil (mudah berubah). Akibat volatilitas ini, minyak esensial bisa didapatkan dari berbagai sumber alami, terutama dari kelenjar minyak pada buah-buahan, bunga, biji-bijian, kayu, dedaunan dan sebagainya. 

Umumnya, minyak esensial diekstraksi dengan metode penyulingan uap. Ini sebabnya hasil turunan alami essential oil memiliki konsentrasi dan kemurnian sangat tinggi. 

Secara terpisah, International Organization for standardization (ISO) memberi definisi spesifik minyak esensial sebagai hasil ekstrak dari bahan alami, yaitu dari metode penyulingan minyak, ekstrak secara mekanis atau fisik dengan catatan tidak ada perubahan pada komposisinya

Karena sifat minyak esensial yang kompleks ini, ada beberapa hal yang bisa disimpulkan terkait faktor keasliannya:

  • Terkadang hasil ekstraksi tidak sepenuhnya bersifat cair, melainkan juga ada kemungkinan kandungan partikel padat. 
  • Pada saat baru dipanen, minyak esensial bisa berwarna dari bening hingga kuning tua pada suhu ruangan. 
  • Minyak esensial bersifat aromatik 
  • Minyak esensial sangat mudah menyerap ke lapisan epidermis kulit
  • Umumnya massa jenis minyak esensial tergolong rendah sehingga mudah larut dalam cairan lain, termasuk air, ethanol, minyak nabati, dan lemak. 

Sejarah Essential Oil

Tahukah Anda bahwa essential oil sudah dipergunakan selama berabad-abad lamanya untuk kebutuhan yang berbeda-beda? Namun sayangnya, banyak penerapannya yang hilang seiring dengan berjalannya waktu. Bagi para pemakainya sejak zaman kuno, minyak esensial mampu menghadirkan rasa ingin tahu dan minat mempelajari secara mendalam. 

Pemakaian minyak esensial paling awal tercatat dari zaman India kuno, Persia dan Mesir; sedangkan Yunani dan Romawi kuno tercatat memperdagangkan minyak esensial sebagai komoditas. Prinsip pembuatan minyak esensial sejak dulu sudah tidak berubah yaitu menggunakan metode suling. Perkembangan metode suling menjadi suling uap dipercaya hadir pada masa keemasan budaya Arab, sehingga ekstrak minyak esensial kian murni dan dipertahankan hingga sekarang. 

Sisi sejarah juga mencatat kalau minyak esensial secara utama lebih terbatas pada aspek kuliner, sebelum akhirnya berkembang menjadi salah satu alternatif pengobatan atau kesehatan. 

Negara-negara Penghasil Essential Oil

Seiring perkembangan zaman dan kebutuhan pasar, minyak esensial kian berperan sebagai produk industrial pada berbagai sektor. Data menunjukkan kenaikan yang konsisten pada market minyak esensial sehingga banyak negara berlomba menjadi penghasil essential oil. 

Data oleh InTechOpen mencatat penghasil minyak esensial terbesar di dunia adalah China dan India, diikuti oleh Indonesia, Sri Lanka dan Vietnam. 

 


Image source: InTech Open

Saat ini, ada 3 penggunaan utama minyak esensial khususnya dari sisi komersial, yaitu:

  • Penambah aroma pada kosmetik, parfum, sabun, deterjen dan produk industrial lainnya. 
  • Penambah rasa pada produk makanan. 
  • Bahan produk farmasi, termasuk pada produk pembersih gigi dan serangkaian pengobatan. 

Keamanan dan Efek Samping Essential Oil

Dikutip dari review medis Debra Rose Wilson, Ph.D., MSN, R.N., IBCLC, AHN-BC, CHT, minyak esensial sudah melewati serangkaian riset medis dengan bukti khasiat kesehatan. Namun FDA sebagai badan regulasi produk makanan & obat-obatan tidak secara spesifik mengawasi tingkat kemurnian ataupun kualitas dari essential oil. 

Ini sebabnya sangat penting bagi Anda sebagai pebisnis minyak esensial untuk paham kualitas produk yang akan menjadi bahan baku Anda. Selain kualitas, ada beberapa faktor yang mendukung keamanan pemakaian minyak esensial yaitu:

  • Komposisi kimia dan tingkat kemurnian
  • Cara pemakaian
  • Durasi pemakaian
  • Dosis pemakaian

Sedangkan dari sisi pemakainya, faktor keamanan juga tergantung dari usia pemakai, histori medis dan resep atau obat-obatan yang sedang dikonsumsi. 

Secara umum, aromaterapi dengan minyak esensial sudah diteliti secara luas dengan hasil manfaat kesehatan yang nyata, misalnya menggunakan essential oil jeruk untuk meredakan stress, atau menghirup lavender untuk membuat produk-produk yang dapat membantu  memperbaiki kualitas tidur. 

Dibutuhkan riset mendalam dan lebih teliti untuk memastikan efek samping secara jangka panjang atas pemakaian minyak esensial sebagai aromaterapi. Jika pemakaian diikuti sesuai anjuran kesehatan, maka pemakaian minyak esensial bisa sangat bermanfaat dengan efek samping yang bisa diatasi, termasuk iritasi, alergi ringan, dan sebagainya.

III. Proses Pembuatan Essential Oil

Konsisten dengan penjelasan sebelumnya, Anda harus pahami bahwa minyak esensial yang berkualitas dibuat lewat proses alami - bukan dimanufaktur secara sintetis. Essential oil berkualitas dihasilkan lewat ekstrak material alami dengan metode yang sesuai dengan karakteristik dari tanaman aslinya. 

Agar semakin paham perbedaan antara minyak esensial otentik dengan buatan, mari simak proses pembuatan essential oil yang tepat:

1. Suling Uap (Steam Distillation)

Image Source: Newsdirectsaromatics

Suling uap atau Steam Distillation merupakan metode yang paling populer untuk memisahkan dan menghasilkan ekstrak alami. Proses ini melibatkan penguapan komponen bahan natural hingga membentuk embun dan siap dikumpulkan.

Proses suling uap bekerja pada level molekul di wadah terkunci pada suhu uap tinggi. Komponen minyak lalu akan bercampur dengan uap air, melewati wadah kondensator berisi air dingin. Terakhir, mesin pemisah akan kembali menyaring sisa air tumbuhan terkumpul di bawah sedangkan minyak esensial berhasil dikumpulkan secara murni.

2. Ekstrak Cold Press

Mungkin pada tidak asing lagi mendengar istilah cold press pada produk sari buah? 

Ekstraksi cold press biasanya digunakan untuk mengambi minyak atsiri dari bahan baku buah-buahan, sperti lemon, jeruk, atau bergamt yang kandungan minyak atsiri nya tersimpan dalam kulit buahnya, sehingga membutuhkan bantuan fisik untuk mengambil minyak atsirinya.

Nah sama juga pada essential oil, mesin cold press mampu menembus jaringan sel hingga mengambil sari  minyak esensial secara murni. 

3. Ekstrak Pelarut (Solvent Extraction)

Metode ini mulai menggunakan cairan pelarut food grade seperti etanol untuk memisahkan minyak esensial dari bahan alami. Fungsi cairan pelarut disini adalah memaksimalkan pelepasan partikel essential oil, walaupun nantinya memang hasil minyak esensial akan mengandung alkohol. Namun jangan khawatir karena cairan pelarut sepenuhnya aman. 

Biasanya minyak esensial ini digunakan pada produk parfum atau aromaterapi. Metode ini digunakan pada bahan alami yang :

  • Sulit diekstrak
  • Berpotensi menimbulkan sisa residu
  • Bersifat sensitif ( tidak cocok suhu tinggi) 

Metode ini akan menghasilkan aroma yang paling baik dibandingkan semua metode lainnya. Ini karena komponen seperti lilin dan pigmen pada bahan alami turut terekstrak sebelum nantinya dipisahkan pada proses akhir. 

4. Maserasi (Maceration)

Minyak esensial proses maserasi disebut juga infused oil. Prinsip ekstraksi ini juga menghindari suhu tinggi dengan bantuan cairan pelarut. Tapi bukan alkohol ataupun larutan CO2, larutan yang digunakan adalah senyawa organik dari bahan alami itu sendiri. Alhasil, hasil minyak esensial dari proses maserasi semakin kaya dan mendekati bahan alaminya. 

Proses ini dimulai dengan mencampurkan bahan alami berbentuk padat dan cair, lalu direndam hingga 1 minggu sambil digoyang sesekali dan ditekan. Setelah melewati penyaringan, minyak esensial lalu ditampung untuk kualitas jernih dan asli - walaupun cenderung warna minyak esensial jadi berubah. 

5. Ekstrak CO2 (CO2 Extraction)

Ekstraksi dengan metode larutan CO2 hampir sama dengan konsep suling sebelumnya dengan tujuan bisa menghasilkan produk yang kualitas organoleptiknya biasanya lebih tinggi, sehingga layak pakai untuk aromaterapi dan parfum asli. Namun hasil ekstrak CO2 berpotensi lebih berkualitas, karena tidak ada paparan pada suhu tinggi sepanjang prosesnya. 

Jika pada proses penyulingan sebelumnya ada faktor suhu tinggi/panas, maka ekstrak CO2 lebih bekerja pada pemisahan komposisi secara kimiawi. Hasilnya, minyak esensial jadi semakin kaya, padat dan kental berkualitas. Aromanya juga sangat natural dengan kandungan lebih kompleks daripada proses suling uap. 

Contohnya, hasil ekstrak CO2 pada bahan bunga Chamomile German terbukti sangat mirip dibandingkan wujud bunga alaminya. 

https://www.newdirectionsaromatics.com/blog/images/editor/images/CO2_EXTRACTION.jpg 

Pada skema terlihat bahwa larutan CO2 didorong motor pompa sehingga teraktivasi dan tercampur dengan bahan alami. Saat bertemu di wadah suling, CO2 melarutkan bahan alami dengan sempurna. Namun berbeda dengan larutan alkohol, CO2 bisa kembali ke wujud gas dan dilepas secara total dari hasil minyak esensial. Kualitas minyak suling makin murni dan mendekati asli.

6. Enfleurage

Metode ini termasuk yang paling tua dan jarang digunakan lagi di zaman modern. Prosesnya cukup simpel, yaitu mencampurkan bahan alami dengan lemak murni lalu diproses pada suhu dingin (cold) atau panas (hot)

Pada cold enfleurage, bahan alami dan lemak dicampur hingga beberapa minggu hingga kelopak bunga terperangkap layu atau larut di lemak. Selanjutnya, bahan alami yang layu tersebut dibuang dan diganti dengan bahan segar yang sama. 

Proses ini diulangi berulang kali sampai lemak berhasil menyatu dengan ekstrak bahan alami. Lemak ini lalu akan dicuci dengan alkohol, berubah menjadi 2 turunan yaitu sabun dan minyak esensial. 

https://www.newdirectionsaromatics.com/blog/images/editor/images/ENFLEURAGE.jpg

Pada hot enfleurage, sistemnya sama hanya sama lemak dipanaskan. 

7. Suling air (Water distillation)

Source: Newdirectionsaromatics.com

Beberapa bahan alami seperti bunga mawar atau kelopak jeruk tidak cocok menggunakan suling uap biasa. Saat terkena uap, bahan ini bisa ciut atau menggumpal. Solusinya? Proses suling air pun digunakan atau simpelnya, dimasak dulu baru dipisahkan untuk 2 turunan : air rebusan bunga dan minyak esensial. 

 

IV. Perbedaan Essential Oil VS Aromatherapy Oil 

Dari penjelasan sebelumnya, Anda bisa pahami bahwa hasil minyak esensial tergantung pada prosesnya. Ada yang tercampur larutan, ada yang menggunakan senyawa sendiri dan sebagainya. Artinya? Minyak esensial banyak tingkatannya.

Ada yang lebih cocok digunakan menjadi bahan aktif kosmetik, ada yang difungsikan untuk parfum asli. Ada pula yang sangat murni hingga bisa dikonsumsi, lalu ada juga yang menjadi produk minyak esensial yang populer untuk kebutuhan kesehatan. 

Nah ini menjadi sebuah pertanyaan umum: 

apa sih bedanya antara essential oil dengan aromatherapy oil? Apalagi aplikasi minyak esensial umumnya memang pada permukaan kulit, diikuti dengan pijatan untuk relaksasi. Yuk pahami dulu!

Essential Oil

Source: pexels.com


Essential oil merupakan minyak yang diperoleh dari hasil ekstraksi dan distilasi tumbuhan dengan menggunakan metode penyulingan.

Essential oil bersifat natural, murni, dan memiliki berbagai macam khasiat sehingga sering ditemukan pada beberapa produk sehari-hari seperti produk kecantikan, produk rumah tangga, produk kesehatan, dan sebagainya. Karena sifatnya yang masih murni, essential oil ini tidak boleh diaplikasikan langsung pada tubuh manusia, melainkan harus diproses / dicampur terlebih dahulu dengan carrier oil sehingga tidak menimbulkan iritasi.

Aromatherapy oil

Source: Pexels.com

Sederhananya, aromatherapy oil adalah bagian dari essential oil dengan manfaat terapi seperti melalui indra penciuman. Apakah  minyak aromaterapi wajib menggunakan minyak esensial? Jawabannya ya & tidak - tergantung pada jenis aromaterapi yang diterapkan. 

Ada jenis aromaterapi yang memang menggunakan minyak esensial murni dari satu bahan. Ada juga yang mencampurkan antara dua atau beberapa minyak esensial untuk hasil aroma yang unik, punya efek terapi dan sebagainya. Ada juga yang mencampurkan dengan minyak lain untuk tujuan topikal, misalnya minyak kelapa dan carrier oil lainnya untuk kebutuhan aromaterapi. 

Ini semua tergantung dari keputusan pembuat aromatherapy oil baik untuk kebutuhan pribadi ataupun komersial. Tidak ada larangan untuk mencampur minyak esensial sepanjang dilakukan dengan pengetahuan dan kehati-hatian sesuai sifat dan karakteristik bahan alami itu sendiri. 

Lebih lanjutnya, berikut beberapa klasifikasi aromaterapi dan cara kerjanya dengan bahan minyak baik campuran atau minyak esensial non campuran:

1. Cosmetic aromatherapy

Aromaterapi ini menggunakan bahan minyak (campuran atau tidak) pada kulit, tubuh, wajah, dan rambut untuk tujuan kecantikan. Fungsi bahan minyak pada aromaterapi ini umumnya untuk memberikan aroma produk, membersihkan, melembabkan, mengencangkan dan menyehatkan kulit. 

2. Massage aromatherapy

Menggabungkan teknik pijat dengan bahan minyak seperti almond oil atau jojoba oil sudah terbukti memberikan efek yang menyembuhkan. Pemakain minyak pada aromaterapi ini boleh yang bersifat campuran atau tidak.

3. Olfactory aromatherapy

Aromaterapi ini memperkenalkan metode inhalasi atau menghirup minyak esensial (non campuran) untuk mendukung kesembuhan emosional. Dengan efek menenangkan, merelaksasi dan meremajakan tubuh, aromaterapi ini dirancang untuk membuka memori lewat aroma. Pada aromaterapi ini, penggunaan minyak esensial bersifat pelengkap dan bukan metode pengobatan utama.

4. Medical aromatherapy

Adalah Rene-Maurice Gattefosse yang merupakan penemu aromaterapi modern untuk menyembuhkan pasien yang menjalani bedah/operasi. Dengan menggunakan aromaterapi minyak esensial (umumnya non campuran) secara medis, diharapkan ada efek penyembuhan secara klinis terhadap keluhan kesehatan. 

5. Psycho aromatherapy

Psiko aromaterapi memberikan efek relaksasi, mendukung stamina dan memperbaiki mood. Terapi ini masih menggunakan sistem inhalasi/menghirup minyak esensial non campuran, namun bisa yang bersifat alami maupun sintetis.

Kesimpulan

Setelah mengetahui berbagai info dasar seputar essential oil, Anda kini sudah memiliki fondasi dasar untuk pengembangan bisnis. Jangan lewatkan juga panduan minyak esensial lain yang sudah dirangkum secara lengkap dan menarik untukmu. 

Pastikan juga sudah melihat macam-macam produk essential berkualitas yang sudah tersedia lengkap di iSensoaroma. Cek setiap pilihan yang ada berikut manfaatnya disini!

Share: